Gen Z Jadi Ancaman di Pemilu 2024, Kok Bisa?

Perhelatan Pemilihan Umum 2024 tinggal menghitung bulan. Berbagai partai politik di Indonesia kini sudah mulai gencar mensosialisasikan berbagai kebijakkan politik yang akan mereka lakukan jika nantinya memperoleh kursi di parlemen. Salah satu topik yang sedang banyak diperbincangkan adalah tentunya keikutsertaan generasi muda atau bisa disapa dengan sebutan Generasi Z pada pemilu nanti.

Bagaimana tidak, isu golput masih menjadi momok bagi pesta demokrasi yang sudah berjalan selama bertahun-tahun lamanya. Faktanya, persentase golput dari para Gen Z pada pemilu 2019 terhitung kecil, lho. Meski begitu bukan berarti ancaman golput serta merta hilang, justru sebisa mungkin harus diminimalisir. Untuk itu, yuk, cari tahu mengapa golput di kalangan Gen Z bisa semakin berkembang dan berubah menjadi ancaman bagi pesta demokrasi di Indonesia. Simak ulasannya sebagai berikut, ya!

  • Tersebarnya narasi nakal terkait dengan pilihan golput

Gerakan Golput atau Golongan Putih selalu hadir menjelang periode Pemilihan Umum. Seberapa baik sosialisasi politik yang mungkin saja dilakukan oleh instansi terkait, namun gerakan yang satu ini tetap menjamur dan bahkan bisa berubah menjadi ancaman jika lebih banyak orang ikut serta dalam gerakan tersebut. Salah satu narasi nakal yang sering kali digaungkan adalah pendapat bahwa Golput adalah hak setiap warga negara yang tercatat sebagai pemilih sebagai bagian dari pilihan politiknya. Meski sebetulnya anggapan di atas benar dan bahkan dilindungi oleh undang-undang, namun tentu ajakan untuk melakukan gerakan golput sebaiknya diminimalisir dengan sosialisasi politik yang baik dan tepat. Narasi lainnya yang juga tak jarang ditemukan adalah banyaknya orang yang tidak percaya bahwa pemilu akan membawa perubahan atau perbaikan untuk negara.

  • Tidak adanya partai politik yang mewakili suara para generasi muda

Partai politik memiliki fungsi yang sangat penting di tengah-tengah masyarakat. Salah satu fungsi tersebut adalah menjadi wadah perjuangan bagi kepentingan rakyat, menyalurkan aspirasi serta nilai-nilai yang berkembang di dalamnya. Selain itu, partai politik haruslah mampu memberikan perlindungan serta rasa aman terutama saat terjadinya gesekan antara kepentingan rakyat dengan peraturan pemerintah. Terkait hal ini, nilai-nilai yang diperjuangkan oleh rakyat haruslah selaras dengan nilai-nilai yang dipercayai oleh tiap partai politik, karena jika tidak, maka akan ada lebih banyak masyarakat yang suaranya tidak terwakili dengan baik. Untuk itu, tidak jarang generasi muda atau Gen Z dapat merasa bahwa partai politik yang ada di Indonesia saat ini belum bisa mewakili suara dan mewadahi aspirasi mereka. Sehingga gerakan golput dapat berkembang terus menerus dan membahayakan proses pemilihan yang akan berlangsung.

  • Minimnya ketertarikan Gen Z terhadap perhelatan Pemilu 2024.

Besarnya keikutsertaan Gen Z dalam proses Pemilihan Umum 2024 dipengaruhi oleh ketertarikan mereka akan segala aspek yang berhubungan dengan pemilu, seperti calon Presiden dan wakilnya hingga partai politik yang ikut serta memperebutkan kursi. Untuk bisa meningkatkan ketertarikan, tentu dibutuhkan sosialisasi politik yang tepat dan masif sehingga pesan-pesan dan semangat demokrasi dalam kegiatan pemilu dapat sampai kepada tiap generasi terutama Gen Z. Tidak hanya instansi terkait ataupun partai, lingkungan sosial juga berperan penting dalam membantu mensosialisasikan proses Pemilu 2024 dikalangan anak muda.

 

Itu dia beberapa hal yang bisa menyebabkan gerakan Golongan Putih dikalangan anak muda semakin berkembang dan menjadi ancaman. Meski begitu, masih banyak anak muda yang justru sangat peduli terhadap isu politik dan turut menyuarakan pendapatnya di muka umum. Tidak jarang beberapa diantaranya justru menjadi agen sosialisasi politik yang ampuh bagi sesamanya. Beberapa juga membekali diri dengan menambah informasi mengenai politik cerdas berintegritas pada Pusat Edukasi Antikorupsi, ACLC KPK. Semoga keterlibatan Gen Z dan generasi muda lainnya dapat terus berkembang ke arah positif dan memberikan pengaruh yang baik bagi sistem demokrasi di Indonesia.

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *